. . . . LUPAKAH BARISAN TAUHID . . .
Masih ingat kalimat muslim akan seperti buih di lautan ?
cukup banyak terlihat namun mudah pudar dihempas terbawa ombak.
Ironi yang sedang berlangsung di negeri yang tercatat dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Dan cukup membuat gentar kaum barat kafirin.
Mudah sekali mereka mengoyak dan menyaksikan tontonan sekenario mereka di bumi Nusantara ini.
Masihkah kita rela menjadi bagian lakon mereka dalam duel sesama iman.
Mari kita kembali dalam satu barisan tauhid, itulah kekuatan.
Patut kita mencerna lagi nasihat Ulama.
انَّ اْلحَقَّ يَضْعُفُ بِاْلإِخْتِلاَفِ وَاْلإِفْتِرَاقِ
وَاَنَّ اْلبَاطِلَ قَدْ يَقْوى بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِتِّفَاق
“Sesungguhnya kebenaran dapat menjadi lemah karena perselisihan dan perpecahan dan kebathilan sebaliknya dapat menjadi kuat dengan persatuan dan kekompakan".
[Kalam Sayyidina 'Ali Karramallahu Wajhah, disebutkan didalam kitab Qanun Asasi Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari].
والعمل الصالح هو وصف عام لك عمل يفيد العباد والبلاد وينفع المجتمع والفرد في الحال والإستقبال
"Adapun amal salih adalah sifat yang umum pada setiap perbuatan yang memberi faidah kepada sesama hamba dan negara, dan memberi manfa'at kepada masyarakat baik individu, sekarang dan masa datang"
[ Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asy'ari ].
mencintai Nabi sholallahu 'alaihi wasalam tidak perlu dalil, kita menikmati hidup dunia sepanjang umur pun tidak bertanya dalil.
Rabu, 28 Desember 2016
Selasa, 15 November 2016
Minggu, 13 November 2016
ALLAH TIDAK ADIL
__✍Wan Setya
Kenapa aku dihidupkan dalam keadaan cacat,
Rupaku yang tidak bagus,
Lisanku yang kaku,
Terlahir sebagai yatim,
Miskin papa hina,
Tiada mendekat baik kawan maupun kerabat,
Kesenangan hanya di awang-awang,
Cita-cita serasa bualan.
Ooh..benarkah roda nasib berputar ?
Jarum jam saja hanya berdetak berulang.
Ha ha..orang bilang jangan apatis, tau apa mereka !?
Memang apatis lebih dekat kepada atheis.
ya, dimana Allah ?
Aku masih ada katakan Allah sebelum benar atheis.
Kalaupun ada benar tidak adil, buktikan.
Kujumpai dia di istana papa,
Dibalik rimbun bambu jalan menurun, licin terkadang terjal,
Menyibak ranting dan semak liar,
Diantara keruh yang mengalir dan bau anyir,
Berdinding papan afkir beratap jembatan.
" Teh pa kopi bro ? "
" Sante aja bang.." jawabku
tetap saja disodorkan di hadapanku bersila, kopi dengan cangkir kaleng sedikit berkarat plus beberapa potong singkong rebus yang masih hangat.
hmm...ada aja, bisa bisanya ditempat begini sempet masak.
Kuperhatikan sekeliling lumayan cukup lengkap, ada perlengkapan masak, makan minum dan berkantong kantong botol plastik bekas.
Fana..fana..benar dunia ini, kalaulah tak banyak orang melihat kehidupan seperti ini, dalam bathinku merasa terenyuh.
Ini kenyataan...
tetap tenang walaupun menahan mata yang berkaca-kaca.
" Diminum ya bang.."
kataku, - menghormati hidangannya, sesekali aku cicipi juga singkongnya.
Masih duduk berdua beralas sepanduk banner bekas,
berusaha menyimak ungkapan yang telontar di atas.
Tidak menyanggah bahkan turut menyatu rasa, jaga perasaannya.
hmm.." iya ya, keadilan ya bang..,"
gumamku lirih sedikit menimpali.
..Allaaahu akbar...
lantang suara adzan ashar terdengar, memotong obrolan kami.
Dia ajak tuk ke Musholla, dekat saja diatas agak menanjak.
Selepas ashar berjamaah, kebetulan saja kutemukan buku saku di kusen jendela musholla, tentang kumpulan hadits.
Buka demi lembaran, tertarik bacaan hadits tentang semua muslim masuk surga.
Ku simak dan sedikit ku hafal kalimatnya.
" Nah ini ni, bisa kali tuk jawaban..." bathinku.
Kududuk diteras sambil menunggunya beberes Musholla.
Oo..dia termasuk merbot Musholla...
Sekalian pamit, dia antar ke depan jalan, sembari sambung obrolan tadi,
Oo..jadi abang malem di Musholla, siang di sono..( jembatan ).
" Bgini bang...banyak orang iri sama abang.,
gimana ga iri, abang lima waktu beberes Musholla, Sholat Jama'ah ga ketinggalan, cari nafkah halal ga ngrugiin orang, walo cuman jual ngumpulin botol-botol plastik."
" Yah emang bgitu doangan, apa yang di iri in.?" - sautnya sederhana
" ya ..bgini yang saya maksud, orang pada kaya kecukupan hidup enak, sholat belon tentu, dah gitu cari nafkahnya tau halal tau haram."
" Ini yang dibilang investasi kata orang intelek, abang dunia dapet - akherat dapet, ya nggak..?"
" Iyya tapi gua bgini.. biasa aja.." - nada polosnya
aku coba meyakinkan dan menghibur
" Nih bang, orang-orang mah yang dipikir jadi kaya hidup senang, lah belon tentu. Biar kata senang juga kalo ga ngaji ga sholat buat apaan.."
" Sok tau ah...." - ( nyengir si abang ...)
Sambung lagi nyinggung unek-unek dia..
" Abang bilang Allah ga adil, justru ini bukti adilnya bang...."
Jaminan bagi orang Islam untuk masuk Surga, Rasulullah Sholallahu 'alaihi wa Salam bersabda :
أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى قالوا يا رسول الله ومن يأبى قال من أطاعني دخل الجنة ومن عصاني فقد أبى رواه البخاري
Dari Shohabat Abi Hurairah, ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :
" Setiap ummatku pasti akan masuk surga, kecuali yang tidak mau."
Shahabat bertanya, Ya Rasulallah, siapa yang tidak mau?
Beliau menjawab,
" Mereka yang mentaatiKu akan masuk surga dan yang menentangKu maka dia telah enggan masuk surga."
" Coba tuh orang kafir ( non muslim ) yang pada kaya, bae' lagi, bisa dapet pahala,
lah kita ga kebagian sorga.."
" Sorga buat kita doang bang, orang Islam, Nah tu yang saya maksud, baru kliatan bukti Allah adil."
..manggut-manggut aja dia.
InsyaAllah berkah, tambahkan taufiq dan tetap kuatkan hidayah baginya ya Allah.
- do'a dalam hatiku -
Wan Setya @2016
Selasa, 01 November 2016
TAQORUB
الغريبة قريبة
Imam Syafi’i menjelaskan :
فقيهاً وصوفياً فكن ليس واحدا فإنــي وحـق الله إيـاك أنصح
فذلك قاس لم يذق قلبه تقــى وهذا جهول كيف ذو الجهل يصلح
“Jadilah kamu seorang ahli fiqih yang bertasawwuf jangan jadi salah satunya, sungguh dengan haq Allah aku menasehatimu.
Jika kamu menjadi ahli fiqih saja, maka hatimu akan keras tak akan merasakan nikmatnya taqwa. Dan jka kamu menjadi yang kedua saja, maka sungguh dia orang teramat bodoh, maka orang bodoh tak akan menjadi baik “.
(Diwan Imam Syafi’i,ra)
Pesan Imam Al-Ghazali رحمة الله تعالى
" Carilah hatimu di tiga tempat. Temui hatimu sewaktu bangun membaca Al-Quran. Jika tidak kau temui, carilah hatimu ketika solat. Jika kau tidak temui juga, carilah hatimu ketika bertafakur mengingati mati. Jika tidak kau temui juga, maka berdoalah dengan Allah. Pintalah hati yang baru kerana hakikatnya pada ketika itu kau tidak mempunyai hati."
“ Dudukkanlah dirimu bersama kehidupan duniawi, sedangkan qalbumu bersama kehidupan akhirat, dan rasamu bersama Rabbmu. ”
[ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
رضى الله عنه ]
sunitram aslam
Rabu, 26 Oktober 2016
MANAQIB ABUYA DIMYATHI
KH. ABUYA DIMYATHI
BANTEN -JAWA BARAT
Alangkah ruginya orang Indonesia kalau tidak mengenal ulama satu ini. Orang bilang Mbah Dim, Banten atau Abuya Dimyathi bin Syaikh Muhammad Amin.
Beliau adalah tokoh kharismatik dunia kepesantrenan, penganjur ajaran Ahlusunah Wal Jama’ah dari pondok pesantren, Cidahu, Pandeglang, Banten.
Beliau ulama yang sangat konsen terhadap akhirat, bersahaja, selalu menjauhi keduniawian. Wirangi (hati-hati dalam bicara, konsisten dalam perkataan dan perbuatan). Ahli sodakoh, puasa, makan seperlunya, ala kadarnya seperti dicontohkan Kanjeng Nabi,SAW humanis, penuh kasih sesama umat manusia. Kegiatan kesehariannya hanya mulang ngaji (mengajar ilmu), shalat serta menjalankan kesunatan lainnya.
Beliau lahir sekitar tahun1925 anak pasangan dari H.Amin dan Hj.Ruqayah. Sejak kecil Abuya Dimyathi sudah menampakan kecerdasannya dan keshalihannya, beliau belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya mulai dari Pesantren Cadasari, kadupeseng Pandeglang, ke Plamunan hingga ke Pleret Cirebon.
Semasa hidupnya, Abuya Dimyathi dikenal sebagai gurunya dari para guru dan kiainya dari para kiai, sehingga tak berlebihan kalau disebut sebagai tipe _ulama Khas al-Khas._
Masyarakat Banten menjuluki beliau juga sebagai pakunya daerah Banten, di samping sebagai pakunya negara Indonesia.
Di balik kemasyhuran nama Abuya, beliau adalah orang yang sederhana dan bersahaja. Kalau melihat wajah beliau terasa ada perasaan ‘adem’ dan tenteram di hati orang yang melihatnya.
Abuya Dimyathi begitu panggilan hormat masyarakat kepadanya, beliau bukan saja mengajarkan dalam ilmu syari’ah tetapi juga menjalankan kehidupan dengan pendekatan tasawuf, tarekat yang dianutnya tarekat Naqsabandiyyah Qodiriyyah.
Maka wajar jika dalam perilaku sehari-hari beliau penuh tawadhu’, istiqamah, zuhud, dan ikhlas.
Abuya adalah seorang qurra’ dengan lidah yang fasih. Wiridan al-Qur’an sudah istiqamah lebih dari 40 tahun. Kalau shalat tarawih di bulan puasa, tidak turun untuk sahur kecuali setelah mengkhatamkan al-Qur’an dalam shalat.. Oleh karenanya, tidak salah jika kemudian kita mengategorikan Abuya sebagai Ulama multidimensi.
Dibanding dengan ulama kebanyakan, Abuya Dimyathi ini menempuh jalan spiritual yang unik. Beliau secara tegas menyeru :
*“ Thariqah aing mah ngaji!” (Jalan saya adalah ngaji).*
Sebab, tinggi rendahnya derajat keualamaan seseorang bisa dilihat dari bagaimana ia memberi penghargaan terhadap ilmu.
Sebagaimana yang termaktub dalam surat al-Mujadilah ayat 11, bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.
Dipertegas lagi dalam hadis Nabi, SAW " Al-'Ulama’u waratsatul anbiya’," - para ulama adalah pewaris para Nabi.
Ngaji sebagai sarana pewarisan ilmu. Melalui ngaji, sunnah dan keteladanan Nabi diajarkan.
Melalui ngaji, tradisi para sahabat dan tabi’in diwariskan.
Bahwa ilmu adalah suatu keistimewaan yang menjadikan manusia unggul atas makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahannya.
Saking pentingnya ngaji dan belajar, satu hal yang sering disampaikan dan diingatkan Mbah Dim adalah :
*“Jangan sampai ngaji ditinggalkan karena kesibukan lain atau karena umur”*.
Pesan ini sering diulang-ulang, seolah-olah Mbah Dim ingin memberikan tekanan khusus;
*Jangan sampai ngaji ditinggal meskipun dunia runtuh seribu kali ! "*
Apalagi demi sekedar hajatan partai. Urusan ngaji ini juga wajib 'ain hukumnya bagi putra-putri Mbah Dim untuk mengikutinya. Bahkan, ngaji tidak akan dimulai, fasal-fasal tidak akan dibuka, kecuali semua putra-putrinya hadir di dalam majlis.
Itulah sekelumit keteladanan Mbah Dimyathi dan putra-putrinya, yang sejalan dengan pesan al-Qur’an dalam surat al-Tahrim ayat 6,: ...." Qu anfusakum wa ahlikum naran."
Dahaga akan ilmu tiada habis, satu hal yang mungkin tidak masuk akal bila seorang yang sudah menikah dan punya putra berangkat mondok lagi, bahkan bersama putranya. Tapi itulah Abuya Dimyathi, ketulusannya dalam menimba ilmu agama dan mensyiarkannya membawa beliau pada satu tingkat di atas khalayak biasa.
Abuya berguru pada ulama-ulama sepuh di tanah Jawa.
Di antaranya :
Abuya Abdul Chalim,
Abuya Muqri Abdul Chamid,
Mama Achmad Bakri (Mama Sempur),
Mbah Dalhar Watucongol,
Mbah Nawawi Jejeran Jogja,
Mbah Khozin Bendo Pare,
Mbah Baidlowi Lasem, Mbah Rukyat Kaliwungu dan masih banyak lagi.
Kesemua guru-guru beliau bermuara pada Syech Nawawi al Bantany.
Kata Abuya, para kiai sepuh tersebut adalah memiliki kriteria kekhilafahan atau mursyid sempurna, setelah Abuya berguru, tak lama kemudian para kiai sepuh wafat.
Ketika mondok di Watucongol, Abuya sudah diminta untuk mengajar oleh Mbah Dalhar.
Satu kisah unik ketika Abuya datang pertama ke Watucongol, Mbah Dalhar memberi kabar kepada santri-santri besok akan datang ‘kitab banyak’. Dan hal ini terbukti mulai saat masih mondok di Watucongol sampai di tempat beliau mondok lainya, hingga sampai Abuya menetap, beliau banyak mengajar dan mengorek kitab-kitab. Di pondok Bendo, Pare, Abuya lebih di kenal dengan sebutan ‘Mbah Dim Banten’ dan mendapat laqob ‘Sulthon Aulia’, karena Abuya memang wira’i dan topo dunyo. Pada tiap Pondok yang Abuya singgahi, selalu ada peningkatan santri mengaji dan ini satu bukti tersendiri di tiap daerah yang Abuya singgahi jadi terberkahi.
Namun, Kini, waliyullah itu telah pergi meninggalkan kita semua.
Abuya Dimyathi tak akan tergantikan lagi. Malam Jumat pahing, 3 Oktober 2003 M/07 Sya’ban 1424 H, sekitar pukul 03:00 wib umat Muslim, khususnya warga Nahdlatul Ulama telah kehilangan salah seorang ulamanya, KH. Muhammad Dimyathi bin KH. Muhammad Amin Al-Bantani, di Cidahu, Cadasari, Pandeglang, Banten dalam usia 78 tahun. Padahal, pada hari itu juga, dilangsungkan acara resepsi pernikahan putranya. Sehingga, Banten ramai akan pengunjung yang ingin mengikuti acara resepsi pernikahan, sementara tidak sedikit masyarakat –pelayat- yang datang ke kediaman Abuya. Inilah merupakan kekuasaan Allah yang maha mengatur, menjalankan dua agenda besar, “pernikahan” dan “pemakaman”.
🔎 silsilahwasilah.blogspot.com
🌐. www.islamuna.info
Selasa, 25 Oktober 2016
MENUNTUT ILMU KE NEGERI CHINA
STATUS HADITS MENCARI ILMU SAMPAI KE NEGERI CHINA
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
اطلبوا العلم ولو بالصين فإن طلب العلم فىيضة على كل مسلم
“Carilah ilmu walau sampai ke negri China. Sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (HR. Al-Baihaqi)
A. ASAL-USUL HADITS
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam kitab Syi’bul Iman. Hadits tersebut diriwayatkan melalui dua jalur.
>Jalur Pertama : Dari Ja’far bin Muhammad Az-Za’farani, dari Ahmad bin Abu SuraijAr-Razi, dari Hammad bin Khalid al-Khaiyyad, dari Thariif bin Salman, dari Abu ‘Atikah, dari Anas bin Malik.
> Jalur Kedua : Dari Muhammad bin Hasan bin Qutaibah, dari Abbas bin Abu Isma’il, dari Al-Hasan bin ‘Athiyyah al-Kufi, dari Abu ‘Atikah, dari Anas bin Malik.
B. STATUS/KEDUDUKAN HADITS
Matan (teks) hadis tersebut termasuk masyhur dikalangan ulama hadits. Namun dilihat dari status haditsnya berkedudukan hadits lemah (dlo’if). Al-Baihaqi berkata; “Matan (teks) hadits tersebut sangat masyhur, namun sanadnya lemah (dlo’if). Hadits tersebut telah diriwayatkan dari beberapa jalur (wajah), dan semua jalur lemah. Kelemahan hadis ini terletak pada rawi bernama Abu ‘Atikah yg menjadi penghubung dgn Anas bin Malik. Sebagian ulama hadits tidak mengenal siapa Abu Atikah, sebagian lagi berpendapat, Abu ‘Atikah adalah orang yang diingkari haditsnya.
Di dalam kitab al-Mizan diterangkan, bahwa Abu ‘Atikah disebut dengan nama yang berbeda-beda, sehingga sangat membingungkan, dan para ulama ahli hadits sepakat menganggap lemah riwayatnya.
Dikarenakan demikian, Ibnu Hibban tidak berani meriwayatkan hadits tersebut, bahkan beliau berkata : “Hadits tersebut lemah sekali, dan tidak ada asalnya”.
C. MAKSUD HADITS
Meskipun tergolong hadits lemah sanadnya, namun matan (teks) hadits tersebut sangat masyhur di kalangan ulama ahli hadits. Dan biasanya ditampilkan dalam berbagai kitab bab keutamaan ilmu. Meskipun hadits lemah, namun untuk keutamaan amal, para ulama ahli hadits sepakat boleh digunakan, dalam rangka kehati-hatian.
Maksud hadits tersebut adalah, seorang muslim wajib mencari ilmu kapanpun dan di mana pun, meskipun harus bersusah payah menempuh perjalanan yang sangat jauh. Rasulullah SAW mencontohkan jauh dengan menyebut negeri China. Penyebutan negeri China, karena negeri tersebut adalah negeri yg terkenal dan yang jauh dari Arab.(Referensi: Al-Jaami’ li al-hadits karya Syech Jalaludin As-Suyuthi.ra Dan Faidul Qadir).
Tambahan :
ﻭﻓﻲ ﻋﻮﻥ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﻧﻘﻼً ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ :ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﻀﻌﻴﻒ ﻋﻨﺪ ﺗﻌﺪﺩ ﺍﻟﻄﺮﻕ ﻳﺮﺗﻘﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻀﻌﻒ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻭﻳﺼﻴﺮ ﻣﻘﺒﻮﻻً ﻣﻌﻤﻮﻻً ﺑﻪ. ﻗﻮﺍﻋﺪ ﺍﻟﺘﺤﺪﻳﺚ ﻣﻦ ﻓﻨﻮﻥ ﻣﺼﻄﻠﺢ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ 77 / 1
Dalam kitab 'Aun al-Bari mengutip dari keterangan Imam al-Nawawi, ra - dijelaskan bahwa beliau berkata : Hadits dha'if ketika sanadnya banyak maka itu naik ke taraf Hasan, dan hadits tersebut menjadi Maqbul (diterima) dan dapat diamalkan. Qawa'id al-Tahdits Min Fununi Mushthalah al-Hadits 1 / 77. 5⃣
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🔎Ref. : 🌐 aswaja-islamuna
Sabtu, 22 Oktober 2016
YAA MUNIR
Pujian Indah Atas DzatMu
فما اجلّ قدره العظيم
و او سع فضله العميم
Oouh...betapa tinggi derajatnya yang agung,
Betapa luas keutamaanya merata dimana-mana.
[ سمط الدّرر ]
Tak kuasa dalam bayangan akalku menelusur mengapa Engkau mengadakan PujaanMu, merangkul kehinaan hayat dunya.
Menurunkan GapaianMu hingga jamahan makhluk tersembunyi dan yang tak terindahi.
Oouh..Yaa Robbi
PengetahuanMu bagi penyembahMu, tersingkap jauh dibalik ubah zaman, terurai bertahap atas cakapnya cahayaMu al-Munir
صلّى الله عليه و سلّم
QS.Al-Ahzab : 33 yang menegaskan :
إنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا
“Sesungguhnya Allah hendak menghapuskan noda dan kotoran
(ar-rijsa) dari kalian, ahlul-bayt, dan mensucikan kalian sesuci-sucinya”
Pemujianku kepadanya atas ZatMu yang suci, sembahanku kepadaMu sucikan atasnya.
sunitram aslam
Jumat, 16 September 2016
Rabu, 17 Agustus 2016
KATA HATI
|
Hati ku, Hati ini
Gagasan yang tersembunyi dalam fikiran kita tidak dipastikan akan diwujudkan gerak jasmani, melainkan atas perintah sang penghulu yaitu hati. Disebutkan dapat memerintah karena bertautan dengan hal yang abstrak - gaib, keyakinan hakiki dari yang Maha Memiliki keyakinan.
Maka sebuah keyakinan sering diperlambangkan dengan hati - qolbu.
Alam sadar kita hanya menuruti kata hati, meski ketetapan adalah milik sang Maha Kendali.
Keterbatasan manusia itu adanya kesimpulan diri kita diatur fikir dan kendalian oleh hati.
Menuruti kata hati, ungkapan.yang sering terlontar seseorang dengan lugas padahal tidak sadar bahwa kalimat itu adalah bukti ketundukkan kita sebagai manusia yang lemah dalam arti luas, dan pula ungkapan itu sejatinya pengakuan makhluk yang tidak mampu memastikan yang belum atau akan terjadi.
Yaa Allah...yaa Allah....
علم الغيب والشهادة الكبير المتعا ل
Yang Mengetahui semua yang ghoib dan yang nampak, Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. [ar-Ra'd : 9]
Yaa Allah...Yaa Allah...
يا مقلب القلوب
ثبت قلبي على دينك وطا عتك
" Wahai Yang Membolak-balikkan Hati,
Tetapkanlah Hatiku dalam adDien Mu dan Keta'atan Kepada Mu."
[ HR.At-Thirmidzi]
يا ربّ صلّ على محمّد
يا ربّ صلّ عليه وسلم
sunitramaslam
Selasa, 16 Agustus 2016
Terima kasih
Terima kasih
Ucapan syukur dengan kalimat terima kasih saja sudah merupakan hal yang berharga dimata manusia maupun sang pencipta yang lebih mengetahui segala macam bahasa, didalam agama sering dijumpai kalimat yang berkaitan dengan hal rasa syukur atau bersyukur, ....barang siapa yang bersyukur maka akan aku (Allah) tambah nikmatnya....
Bagaimana dengan sesama diri kita, tentunya harus pula membalas kebaikan _sapaan yang baik selain perbuatan_ bila seseorang berucap terima kasih kepada kita, Allah saja akan menambah nikmat seorang yang bersyukur, masa iyya manusia tidak membalas atau memberi kebaikan kembali, hal yang mudah adalah dengan mimik senyum plus ucapan "sama-sama".
Ucapan syukur dengan kalimat terima kasih saja sudah merupakan hal yang berharga dimata manusia maupun sang pencipta yang lebih mengetahui segala macam bahasa, didalam agama sering dijumpai kalimat yang berkaitan dengan hal rasa syukur atau bersyukur, ....barang siapa yang bersyukur maka akan aku (Allah) tambah nikmatnya....
Bagaimana dengan sesama diri kita, tentunya harus pula membalas kebaikan _sapaan yang baik selain perbuatan_ bila seseorang berucap terima kasih kepada kita, Allah saja akan menambah nikmat seorang yang bersyukur, masa iyya manusia tidak membalas atau memberi kebaikan kembali, hal yang mudah adalah dengan mimik senyum plus ucapan "sama-sama".
Langganan:
Postingan (Atom)