Selasa, 25 Oktober 2016

MENUNTUT ILMU KE NEGERI CHINA


STATUS HADITS MENCARI ILMU SAMPAI KE NEGERI CHINA

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

اطلبوا العلم ولو بالصين فإن طلب العلم فىيضة على كل مسلم

“Carilah ilmu walau sampai ke negri China. Sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (HR. Al-Baihaqi)

A. ASAL-USUL HADITS

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam kitab Syi’bul Iman. Hadits tersebut diriwayatkan melalui dua jalur.

>Jalur Pertama : Dari Ja’far  bin Muhammad Az-Za’farani, dari Ahmad bin Abu SuraijAr-Razi, dari Hammad bin Khalid al-Khaiyyad, dari Thariif bin Salman, dari Abu ‘Atikah, dari Anas bin Malik.

> Jalur Kedua : Dari Muhammad bin Hasan bin Qutaibah, dari Abbas bin Abu Isma’il, dari Al-Hasan bin ‘Athiyyah al-Kufi, dari Abu ‘Atikah, dari Anas bin Malik.

B. STATUS/KEDUDUKAN HADITS

Matan (teks) hadis tersebut termasuk masyhur dikalangan ulama hadits. Namun dilihat dari status haditsnya berkedudukan hadits lemah (dlo’if). Al-Baihaqi berkata; “Matan (teks) hadits tersebut sangat masyhur, namun sanadnya lemah (dlo’if). Hadits tersebut telah diriwayatkan dari beberapa jalur (wajah), dan semua jalur lemah. Kelemahan hadis ini terletak pada rawi bernama Abu ‘Atikah yg menjadi penghubung dgn Anas bin Malik. Sebagian ulama hadits tidak mengenal siapa Abu Atikah, sebagian lagi berpendapat, Abu ‘Atikah adalah orang yang diingkari haditsnya.
Di dalam kitab al-Mizan diterangkan, bahwa Abu ‘Atikah disebut dengan nama yang berbeda-beda, sehingga sangat membingungkan, dan para ulama ahli hadits sepakat menganggap lemah riwayatnya.
Dikarenakan demikian, Ibnu Hibban tidak berani meriwayatkan hadits tersebut, bahkan beliau berkata : “Hadits tersebut lemah sekali, dan tidak ada asalnya”.

C. MAKSUD HADITS

Meskipun tergolong hadits lemah sanadnya, namun matan (teks) hadits tersebut sangat masyhur di kalangan ulama ahli hadits. Dan biasanya ditampilkan dalam berbagai kitab bab keutamaan ilmu. Meskipun hadits lemah, namun untuk keutamaan amal, para ulama ahli hadits sepakat boleh digunakan, dalam rangka kehati-hatian.

Maksud hadits tersebut adalah, seorang muslim wajib mencari ilmu kapanpun dan di mana pun, meskipun harus bersusah payah menempuh perjalanan yang sangat jauh. Rasulullah SAW mencontohkan jauh dengan menyebut negeri China. Penyebutan negeri China, karena negeri tersebut adalah negeri yg terkenal dan yang jauh dari Arab.(Referensi: Al-Jaami’ li al-hadits karya Syech Jalaludin As-Suyuthi.ra Dan Faidul Qadir).

Tambahan :

 ﻭﻓﻲ ﻋﻮﻥ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﻧﻘﻼً ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ :ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﻀﻌﻴﻒ ﻋﻨﺪ ﺗﻌﺪﺩ ﺍﻟﻄﺮﻕ ﻳﺮﺗﻘﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻀﻌﻒ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻭﻳﺼﻴﺮ ﻣﻘﺒﻮﻻً ﻣﻌﻤﻮﻻً ﺑﻪ. ﻗﻮﺍﻋﺪ ﺍﻟﺘﺤﺪﻳﺚ ﻣﻦ ﻓﻨﻮﻥ ﻣﺼﻄﻠﺢ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ 77 / 1

Dalam kitab 'Aun al-Bari mengutip dari keterangan Imam al-Nawawi, ra - dijelaskan bahwa beliau berkata : Hadits dha'if ketika sanadnya banyak maka itu naik ke taraf Hasan, dan hadits tersebut menjadi Maqbul (diterima) dan dapat diamalkan. Qawa'id al-Tahdits Min Fununi Mushthalah al-Hadits 1 / 77. 5⃣
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🔎Ref. : 🌐 aswaja-islamuna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar